Deddy Corbuzier adalah Sosok yang Perlu Ada di Circle Kita
Mengapa? Selengkapnya Bisa Baca Tulisan di Bawah ini
Di ruangan Podcast Deddy Corbuzier, Dewa Kipas dan WGM Irene tampak serius menatap papan catur. Menghadapi grandmaster wanita pertama di Indonesia, Dewa Kipas terlihat tidak gentar. Beliau melakukan opening yang cukup meyakinkan. Kelihatan Pak Dadang mengetahui teori dan tahu bermain catur. Namun, memasuki babak tengah, Dewa Kipas menggerakkan bidak ratu yang merupakan sebuah blunder. Di sana malapetaka terjadi hingga tak lama kemudian Dewa Kipas menyerah di babak pertama.
Begitu pula di babak kedua dan ketiga. Meski tampak meyakinkan di pembukaan, Dewa Kipas lagi dan lagi melakukan blunder di middle game. Dengan mudah, WGM Irene pun membuat Dewa Kipas menyerah kembali.
Dari dramanya, pertandingan persahabatan antara WGM Irene vs Dewa Kipas cukup menarik. Namun, ditilik dari permainan berbanding terbalik. Kurang klimaks. Ibarat pertandingan antara Floyd Mayweather vs Conor McGregor di atas ring tinju. Dramanya seru bukan main. Tetapi, pertandingannya kurang sengit seperti yang diharapkan. Layaknya Dewa Kipas, Conor McGregor babak belur tanpa perlawanan yang cukup berarti.
Terlepas dari itu, meski WGM Irene yang memenangkan pertandingan, jawara sesungguhnya adalah Deddy Corbuzier. Banyak yang memuji, tetapi tak sedikit yang mencela. Apa pun itu, satu yang pasti. Deddy Corbuzier adalah tipe sosok yang perlu ada dalam lingkungan pertemanan kita.
Entah itu circle kecil, komunitas atau di tempat kerja, ada satu yang seringkali bisa membuat antusias: wacana. Wacana liburan bareng, wacana buka puasa bersama, wacana membuat agenda ini dan itu. Namun, segala keseruan itu lenyap ketika wacana tersebut tak menjadi apa-apa.
Wacana Forever! Begitu katanya.
Kenapa ini bisa terjadi? Menurut saya, ada satu sebab utama: tidak adanya satu orang yang ngotot dan bersedia “berusaha lebih banyak” untuk membuatnya terjadi.
“Eh, ntar bukber yuk.”
“Hayuk.”
“Maunya hari apa?”
“Aku sih bebas aja.”
“Sama. Aku ngikut aja.”
“Siapa yang bisa ngurusin?”
“…”
(Pura-pura tak baca chat)
(Tahu-tahu sudah lebaran)
Saat drama Dewa Kipas muncul ke permukaan, berbagai tanggapan mondar-mandir di media sosial. Salah satunya, permintaan rematch antara Dewa Kipas dengan GothamChess ataupun Dewa Kipas melawan pecatur Indonesia. Netizen tak merasa cukup ketika Percasi atau GothamChess mengeluarkan opini mereka. Api tak padam, malah semakin membesar. Banyak yang beranggapan jika melihat pertandingan Dewa Kipas secara offline adalah air yang bisa memadamkan api tersebut.
Namun, tak ada yang bisa mewujudkan ini, kecuali Deddy Corbuzier. Satu-satunyayang mau “berusaha lebih”. Sehingga pertandingan antara Dewa Kipas vs WGM Irene dapat terjadi.
Banyak yang bilang Deddy Corbuzier mencari untung. Entah kenapa merasa gemas dengan pernyataan ini. Maksud saya, sah-sah saja selama tidak ada yang dirugikan. Dewa Kipas dapat 100 juta, WGM Irene membawa pulang 200 juta, netizen mendapat hiburan seru dan menyenangkan. Dunia catur juga jadi lebih semarak. Win-win solution untuk semuanya.
Deddy Corbuzier mendapat untung? Tentu saja. Itu imbalan yang setimpal dengan apa yang diusahakannya. Untuk bisa menyaksikan apa yang terjadi kemarin tidak mudah. Walau banyak yang bisa mengusahakannya, tetapi kenapa yang lain tidak berusaha lebih keras seperti Deddy Corbuzier?
“Eh, ntar bukber yuk.”
“Hayuk.”
“Pada bisanya kapan?”
“Kapan aja. Aku ngikut.”
“Kalau tanggal segini pada bisa gak?”
“Mmm, kalau tanggal segitu aku enggak bisa.”
“Ya udah, kalau tanggal segini?”
“Bisa, bisa.”
“Oke, aku booking tempatnya di sini ya. Pada mau enggak?”
“Boleh, aku ngikut aja.”
“Oke. Aku booking dulu ya.”
Bisa bayangkan, sosok seperti Deddy Corbuzier ada di lingkaran pertemanan kita. Tentu akan menyenangkan. Setiap wacana ini dan itu akan menjadi wujud. Tak hanya angan yang berlalu seperti debu terkena angin.
Untuk menjadi sosok seperti Deddy Corbuzier dibutuhkan kepedulian yang begitu tinggi. Jika tidak, tentu akan masa’ bodoh dengan wacana yang bergulir.
Sebenarnya sih ketika ada wacana tertentu, semua orang punya keinginan yang sama untuk merealisasikan. Namun, tidak semua mau “repot”.
Lalu, masih ada yang nyinyir karena Deddy Corbuzier mencari untung? Begitulah ujar netizen yang tidak mau repot.