Ketika Anak Sulung Menonton Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti

Banyak relate-nya dan bikin menangis

Razan Tata
2 min readJul 30, 2023
Poster Film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti
Poster Film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti

“Kamu itu juara dalam hidup ayah.”

Mata saya seketika basah. Itu salah satu kalimat yang ingin anak sulung dengar dari ayahnya. Kemarin malam saya dapatkan lewat adegan emosional di film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti. Sebuah film penting untuk ditonton semua anggota keluarga, untuk bisa saling mengenal walau di rumah rasanya baik-baik saja.

Setelah bercerita tentang anak bungsu dan anak tengah di dua film sebelumnya, kini Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti hadir. Seperti anak sulung yang selalu mengalah, film tentangnya dapat giliran terakhir.

Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti menjadi penutup trilogi setelah film Nanti Kita tentang Hari Ini dan Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. Bercerita tentang Angkasa yang memiliki masalah rumah tangga, lalu ayahnya hadir untuk menjadi penengah. Namun, siapa sangka ini menjadi momen keduanya membuka jarak tak kasat mata antara mereka.

Sebagai anak sulung, saya banyak relate-nya dengan film ini. Terlebih melihat sosok Angkasa yang ingin membuktikan kalau dirinya bisa lebih baik daripada sang ayah, yang tanpa sadar itu melukai orang-orang di sekitarnya.

Ditambah lagi, ayahnya yang selalu bilang berbuat ini dan itu untuk kebaikan keluarga, namun tanpa disadari menggores luka untuk anaknya sendiri.

“Itu masalahnya. Keluarga kita tampak baik-baik saja!”

Ucapan Angkasa ini saya rasa akan ngena ke banyak keluarga di luar sana. Tampak sempurna, bahagia, semua anaknya berhasil, tak ada cerita macam-macam dari mereka. Namun, jauh di dalamnya terdapat rongga berisi luka dan kesepian.

Adegan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti
Adegan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti

Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti bercerita dengan baik lewat medium storytelling yang digunakan. Terdapat dua setting dan alur cerita berbeda dijadikan satu:

Pertama, setting masa kini berisi pergolakan Angkasa bersama ayahnya.

Kedua, setting masa lalu tempat kita melihat kehidupan ayahnya Angkasa, yaitu Narendra semasa muda ketika mendekati wanita yang menjadi istri dan ibunya Angkasa, Ajeng.

Lewat penuturan seperti ini, kita bisa melihat kedalaman emosi antara Angkasa dan ayahnya. Saya bisa memaklumi mengapa Angkasa begini dan ayahnya begitu. Walau awalnya terasa rumit karena alur yang bolak-balik, tetapi menjelang pertengahan hingga akhir, emosinya semakin tajam dan bisa membuat air mata tumpah.

Trilogi Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini adalah film “wajib” untuk ditonton semua anggota keluarga. Suaranya lantang menggaungkan suara hati yang tak pernah terucap di rumah. Lewat ketiga film ini, termasuk Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti, kita bisa mengenal ayah, ibu, kakak, abang, adik di rumah. Bisa jadi selama ini kita saling mengenal, tetapi sebenarnya kita asing satu sama lain.

--

--