Ini yang Saya Alami setelah Menurunkan Kalori Harian selama Lima Bulan
Perut mengecil? Bukan itu saja.
Sepertinya mudah, tetapi diet dan olahraga tidak segampang itu. Butuh motivasi yang kuat. Paling tidak bahan bakar untuk mengambil langkah pertama.
Akhir Oktober 2019, saya memulai perjalanan. Berawal tatkala menonton Once Upon a Time in Hollywood di bulan Agustus. Di sana saya melihat sosok Brad Pitt. Lelaki berumur itu terlihat sangat keren. Sampai-sampai ketika keluar dari studio, saya berjalan tegap ala aktor berusia 56 tahun tersebut. Bayangkan saja, semenular itu. Mendadak sebuah keinginan muncul,
“Saya ingin ketika menginjak umur 50 tahun, tubuh masih bugar dan atletis. Paling tidak kelak anak saya bisa bangga dan tidak malu memiliki ayah seperti saya.”
Lewat alasan yang sesekali terdengar mengada-ada, saya pun membulatkan tekad.
Diet yang saya lakukan sederhana. Cukup dengan menghitung kebutuhan kalori harian, kemudian menguranginya untuk memenuhi target, yaitu menurunkan berat badan. Lewat aplikasi MyFitnessPall dan Fat Secret, saya memantau apa yang masuk ke dalam mulut. Makannya apa? Bebas. Seadanya saja apa yang tersedia di dapur. Namun, saya mengusahakan prinsip 80% makanan sehat dan 20% asupan yang lebih menyenangkan lidah, semisal yang manis-manis dan asin-asin.
Hasilnya? Dalam seminggu berat saya turun sebanyak 1 kg.
Apa yang terjadi selama lima bulan? Total 4 kg luruh dari tubuh. Dari 62 ke 58 menurut angka di timbangan.
Mungkin kamu bertanya-tanya, “Cuman 4 kg selama 5 bulan?”
Iya. Namun, dengan beberapa catatan. Kalori harian yang saya asup bertambah. Dari 1500 kalori di bulan pertama hingga 2000 kalori di penghujung Maret. Ajaib. Makannya bertambah, tetapi berat badan menetap.
Kemudian ada yang paling penting dari sekadar menghitung berat badan, yaitu berat lemak. Namun, saya tidak memiliki timbangan khusus. Sebagai gantinya, saya rutin menghitung lingkar leher, perut juga pinggul. Perubahannya sungguh menyenangkan. Walau berat saya stagnan, tetapi hitungan lingkar-lingkar ini mengecil. Artinya berat lemak saya turun, tetapi massa ototnya bertahan bahkan bertambah.
Di sinilah muncul peran penting lain di samping diet. Apa itu? Olahraga. Olahraga apa? Angkat beban. Mengapa harus angkat beban? Tidak bisakah cuman lari atau zumba? Sejauh yang saya baca, angkat beban lebih berpengaruh dalam menjaga dan meningkatkan massa otot. Sedangkan lari atau zumba lebih ke arah olahraga kardio, yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan, stamina dan kesehatan jantung. Saya pun melakukan kardio dalam bentuk bulutangkis atau sepakbola. Namun, cukup sekali dalam seminggu. Sisanya fokus angkat beban.
Melalui diet dan olahraga seperti di atas, hasilnya kian terasa di bulan ke-5. Selain massa otot serta kalori harian yang bertambah, saya juga merasakan manfaat lain:
1. Makan lebih bebas
Sering kita dengar jika diet itu: tidak makan nasi putih, tidak menikmati gorengan, atau menjauhi gula. Mungkin ini terdengar bertolak belakang, tetapi saya masih makan nasi putih, menikmati pisang goreng beroleskan selai durian, hingga menyesap es kopi susu yang saya senangi. Kok bisa? Itu pentingnya mencari tahu. Semakin sering mencari informasi melalui buku, Google, Twitter atau YouTube, maka semakin ringan langkah dalam melakukan diet. Semisal tak apa makan nasi, gorengan, garam atau gula asal tahu porsinya. Jatahnya sendiri berbeda-beda setiap orang. Seringkali tidak sesedikit yang kita duga.
2. Lebih mudah mengantuk di malam hari
Jam 12 malam terkadang mata masih melek bertenaga. Namun, makin ke sini kantuknya seringkali tiba lebih awal. Barangkali disebabkan protein yang berusaha saya cukupi setiap hari. Pernah mendengar dari seorang dokter, protein mendatangkan kantuk lebih baik di malam hari. Disebabkan protein mengaktifkan hormon melatonin yang berfungsi untuk istirahat tatkala malam.
Namun, apakah saya jadi lebih cepat tidur? Seringnya tidak juga. Bukan karena tidak mengantuk, tetapi gara-gara bermain PUBG.
3. Lemak menyusut, otot berkembang
Seperti yang disebutkan tadi, ini dampak yang paling ingin saya rasakan: lemak di tubuh berkurang. Terutama di bagian perut yang semakin maju tanpa permisi. Senang rasanya ketika melihat ke cermin, diet dan olahraga yang saya lakukan menampakkan hasil. Otot-otot mulai unjuk gigi walau belum seperti binaraga di televisi. Setidaknya jadi kian percaya diri dengan penampilan sendiri. Celana yang biasanya ketat pun mulai membutuhkan ikat pinggang. Ah, sepertinya saat lebaran nanti saya akan mencoba banyak pakaian.
4. Mood terasa lebih stabil
Saya lupa pernah membaca atau mendengar di mana. Apa yang masuk ke dalam perut juga menentukan kestabilan emosi. Saya merasakan ini. Ketika menjaga asupan menjadi lebih sehat, semisal mengurangi garam dan gula, mencukupi protein serta mengonsumsi sayur juga buah, saya merasakan suasana hati yang lebih baik. Terlebih jika di hari itu berolahraga. Aktifnya hormon endorfin dan dopamin membuat perasaan nyaman yang bikin nagih. Sulit dijelaskan. Kamu akan tahu jika melakukannya.
5. Jerawat mudah hilang
Tidak tahu apakah ada hubungannya atau tidak. Wajah saya sesekali dihinggapi jerawat. Namun, bersyukur tidak berlangsung lama. Biasanya dalam 1–3 hari sudah lenyap. Ini terjadi sejak memulai diet dan olahraga. Dugaan saya lagi-lagi pada protein, mengingat makronutrisi ini adalah pembangun sel di dalam tubuh. Sedangkan kulit adalah jaringan/organ yang disusun oleh sel. Artinya sel yang baik membutuhkan protein. Itu sebabnya asumsi saya menguat tatkala melihat lenyapnya jerawat dari wajah. Tentu saja ini juga didukung pola tidur, olahraga hingga kebersihan.
Apa yang saya rasakan ini tentu butuh koreksi. Bisa jadi benar, berhubungan, atau tidak. Setidaknya kita sepakat diet dan olahraga itu memiliki manfaat baik. Dan saya mengalami banyak pengaruh yang menyenangkan selama lima bulan ini. Harapnya bisa terus bertahan hingga setahun, dua tahun, sampai nantinya menginjak angka 50. Tentu tidak harus seperti Brad Pitt. Sepertinya sulit. Paling tidak jadi KW supernya sudah cukup.