“Aku Orangnya Memang Gini.”

Manusia adalah Makhluk Egois

Razan Tata
2 min readJul 27, 2023
Manusia, egois dan kesendiriannya
Photo by Matthew Henry on Unsplash

Bicara ceplas-ceplos hingga menyakiti lawan bicara, terus berdalih, “Aku orangnya memang gini.”

Namun, ketika ada yang begitu kepadanya, dia marah-marah.

Pernah atau bahkan sering bertemu orang seperti ini?

Saya senang mengamati orang lain. Bisa jadi kebiasaan karena suka menulis. Seperti apa yang pernah Dee Lestari sampaikan, seorang penulis “wajib” senang mengobservasi. Karena seorang pencerita adalah mereka yang melihat sekitar, lalu mendaur ulang dalam bentuk tulisan atau format storytelling lain, seperti film ataupun lagu.

Satu hal yang sering saya temui ketika “mengamati” adalah keegoisan manusia.

Saya lupa baca di mana, jika manusia sejatinya makhluk egois. Hanya peduli diri sendiri dan mau bekerja sama jika ada untungnya.

Itu mengapa membantu tanpa pamrih kadang terasa janggal untuk sebagian orang.

Seketika ingatan saya terlempar pada suatu malam beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya tengah perjalanan pulang dan menumpang di kendaraan teman. Semua baik-baik saja hingga sebuah motor di depan kami tergelincir. Teman saya menghindar dan berlalu beberapa meter. Saya bilang untuk berhenti karena hendak membantu. Tatkala turun dari motor dan bergegas mendekat, saya menyadari suatu hal. Saya melihat orang-orang hanya mengamati dari atas kendaraan. Sekian detik berlalu, tak ada yang turun membantu. Bahkan ada yang lewat begitu saja. Hingga akhirnya, beberapa pengendara turun dan menolong.

Ini saya lihat bukan sekali, tetapi berulang kali di beberapa momen. Bahkan pernah motor saya yang tergelincir, namun tak ada yang bergerak memberikan bantuan.

Seegois itukah manusia hingga untuk membantu pun terasa asing?

Jadi melantur. Kembali ke kalimat pertama tulisan ini.

Rasa-rasanya karena sifat egois ini manusia terbiasa menyakiti, tetapi tak suka disakiti. Meskipun dalam hal yang sama.

Saya suka melempar batu, tetapi tak suka dilempari batu.

Saya suka memukul, tetapi tak suka dipukul.

Saya suka bicara ceplas-ceplos tanpa memikirkan perasaan orang lain, tetapi saya tak suka orang lain begitu kepada saya.

Ketika diberitahu, manusia piawai mengelak, “Aku orangnya memang gini. Kamu harusnya ngertiin aku dong.”

Kesal? Sama saya juga.

--

--

Razan Tata
Razan Tata

Written by Razan Tata

Seorang Content Writer dari Pontianak | Instagram: @razan_tata

No responses yet