The Greatest Showman: Cerita Tipis yang Tertolong oleh Sajian Visual dan Deretan Soundtrack Mengagumkan

Razan Tata
2 min readJan 1, 2018

--

Sumber: Pinterest

Semingguan lebih saya menunggu The Greatest Showman rilis. Sempat was-was juga tidak dapat layar di kota saya, Pontianak. Tapi, begitu tayang tanggal 29 Desember kemarin, tanpa pikir panjang segera bergegas ke bioskop.

Sebelumnya, apa yang membuat saya menunggu film ini?

Pertama kalinya tertarik dengan The Greatest Showman itu saat lihat trailer-nya sebelum nonton Star Wars: The Last Jedi. Setelah lihat saya langsung bertepuk tangan kecil. Itu pertama kalinya saya bereaksi begitu untuk sebuah trailer di bioskop.

Sejak itu, langsung cari segala hal mulai dari trailer kedua, behind the scene, dan lain-lain. Semakin lihat-lihat, makin jatuh hati dan tidak sabar buat nonton.

Lalu, bagaimana dengan filmnya sendiri?

Ada yang saya suka dan tidak.

Dua hal yang saya suka dari film ini adalah bagaimana mata dan telinga saya begitu dimanjakan.

Untuk visualnya, saya begitu kagum dengan sinematografinya. pengambilan gambar dan pergerakan kameranya benar-benar mengagumkan. Baik ketika adegan cerita atau masuk koreografi musikalnya. Cakep betul.

Dan karena ini film musikal, jagoan utamanya tentu deretan lagu yang dimainkan. Bisa dibilang ini salah satu album soundtrack favorit saya. Nada yang ear catchy berpadu dengan lirik yang begitu kuat. Saya masih ingat ada satu lagu di satu adegan membuat merinding cepat sebadan-badan. Luar biasa.

Namun, The Greatest Showman ada kekurangan. Alur ceritanya tipis. Begitu cepat hingga terasa dangkal. Tidak menyuguhkan konflik cerita yang dalam. Ini cukup mengganjal saya selama menonton.

Meski begitu, saya masih bisa memaafkan. Filmnya begitu tertolong oleh eksekusi visual dan musiknya itu. Benar-benar nyatu sama DNA filmnya. Saya sendiri begitu menikmati dan terhanyut hingga akhir.

Well, meski tidak sedahsyat seperti La La Land di awal tahun, The Greatest Showman memiliki pesonanya sendiri. Mungkin ceritanya tidak memiliki kekuatan, setidaknya pertunjukan visual dan deretan soundtrack-nya sangat memanjakan. Saya sendiri masih terngiang akan dua hal ini. Bahkan, lagu-lagunya terus saya putar sampai sekarang.

Terakhir, mengingatkan kembali ini film musikal. Jika bukan selera boleh dilewatkan. Soalnya saat nonton kemarin, ada beberapa penonton yang bersuara kecewa juga menertawakan kecil ketika masuk adegan nyanyinya. Mungkin belum terbiasa dengan film musikal. Tapi, ini terasa menganggu.

Bagaimana dengan saya? Sepertinya saya akan menonton lagi dalam waktu dekat. Filmnya bioskop-able.

Score: 8,75/10

--

--

Razan Tata
Razan Tata

Written by Razan Tata

Seorang Content Writer dari Pontianak | Instagram: @razan_tata

No responses yet