Mungkin ini yang Membuat Resolusi Kita Sering Menjadi Wacana
Tips dan Mindset Menulis Resolusi 2025
“Aku ingin nurunin berat badan di 2025.”
“Aku pengen buka usaha.”
“Aku mau lebih rajin baca buku.”
Sepertinya kita pernah ghosting resolusi sendiri. Bilangnya ingin apa, tapi sampai akhir tahun tak ada satu pun yang jadi apa-apa. Lalu, di tahun baru berikutnya bilang, “Oke, kali ini resolusiku gak akan jadi wacana.” Namun, semangat 31 Desembernya memudar di 1 Januari.
“Kenapa resolusi kita sering menjadi angin lalu?”
Bisa jadi kita menjadikan tujuan akhir sebagai target utama. Tujuan yang terasa jauh. Bagaimana kalau kita mengubahnya? Bagaimana jika ada cara sederhana yang membuat resolusi kita terasa lebih … dekat?
Menjadikan Resolusi Seperti Benda Padat yang Bisa Digenggam
Resolusi seringkali seperti asap. Terlihat, tetapi tak bisa dipegang. Kita tahu ingin apa, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Bayangkan kamu ingin ke Paris, tetapi tidak tahu berapa budget-nya dan menggunakan pesawat apa. Besar kemungkinan mustahil untuk sampai ke Paris.
Cara kita menulis resolusi perlu diubah.
FOKUS DENGAN BAGAIMANA, BUKAN APA.
Contoh: Kita ingin menurunkan berat badan. Kalau hanya sampai di situ, ini akan sulit menjadi kenyataan. Coba ubah menjadi, “Bagaimana supaya berat badan saya bisa turun?”
Kamu akan menemukan jawaban seperti:
- Makan lebih sehat
- Olahraga lebih sering
Namun, ini belum cukup. Perlu diperjelas lagi.
- Makan lebih sehat: Makan makanan bergizi, mengurangi camilan tidak sehat, tidak makan malam
- Olahraga lebih sering: Rutin lari pagi
Ini pun masih bisa dibikin lebih rinci.
- Makan lebih sehat: Setiap makan ada 1 potong protein hewani/2 potong protein nabati, makan gorengan hanya di akhir pekan, makan terakhir berjarak 3 jam dari waktu tidur
- Olahraga lebih sering: Berlari 3 km setiap Minggu pagi
Dari sekadar “Aku ingin menurunkan berat badan” sekarang lebih tahu apa yang harus dilakukan.
Ya, resolusi itu kini berubah dari asap menjadi benda padat yang bisa digenggam.
Tambahkan Elemen Detail di Resolusi 2025 Kamu
Semakin detail, semakin terbayang, semakin mudah untuk dilakukan.
Bandingkan kedua contoh ini:
1. Saya ingin bangun pagi
2. Saya ingin bangun jam 5 pagi besok.
Tujuannya sama, tetapi contoh kedua lebih mudah dibayangkan.
Tips: Tambahkan elemen detail seperti waktu, jumlah dan durasi.
- Elemen Waktu
Daripada bilang: Aku ingin coba rutin bersedekah.
Kamu bisa membuatnya lebih detail: Aku ingin bersedekah setiap Jumat.
Maka ketika Jumat tiba, dorongan untuk bersedekah lebih kuat.
- Elemen Jumlah
Daripada bilang: Aku ingin menjadi content creator.
Kamu bisa membuat lebih rinci: Aku akan membuat 3 konten dalam seminggu.
Kalau sekadar ingin menjadi content creator, semua orang bisa. Tetapi, tidak semua orang mau membuat 3 konten dalam seminggu. Padahal syarat menjadi content creator adalah rutin membuat konten.
- Elemen Durasi
Daripada bilang: Aku ingin rutin berolahraga.
Kamu bisa membuatnya lebih detail: Aku akan berolahraga 30 menit setiap Jumat dan Minggu.
Tetapkan durasi. Bisa juga dikombinasikan dengan elemen waktu atau jumlah. Saatnya mengubah keinginan menjadi sesuatu yang lebih jelas. Jika tidak, kita akan mengucapkan mantra yang membuat resolusi sering tertunda, “Besok aja deh.”
Membuat resolusi bukan untuk keren-kerenan, tetapi untuk dibikin nyata. Tak mengapa resolusi kita sekadar menurunkan berat badan 1 kg setiap bulan atau rutin bangun sebelum matahari terbit. Daripada menulis resolusi megah-megah hanya untuk menjadi pajangan.
“The secret of success lies in the very basic the very small wins. The small, consistent and disciplined steps lead to big successes”.
Tips terakhir menulis Resolusi 2025: Tulis resolusi yang bisa kamu lakukan segera dalam hari ini, minggu ini atau bulan ini.
“Gimana kalau resolusiku berlibur ke luar negeri di akhir tahun nanti?”
Berarti resolusinya adalah: Aku menabung sebanyak X bulan ini untuk bisa berlibur ke Jepang akhir tahun nanti.
Semoga tips ini bisa bantu mendekatkan kamu ke resolusi yang diinginkan. Lalu, apa resolusi kamu di 2025?